Sukabumi,
11 November 2015
Kejadian
Di Rumah Bibi
Disusun
Oleh : M. Prasetya
Hari
ini adalah hari Raya Idul Fitri.Aku sedang tertidur lelap di kasurku. Tiba-tiba datanglah Ibuku
dengan ekspresi marah dia membangunkanku.
“Light!
Cepat bangun nanti kamu telat pergi ke masjid!” Teriak Ibuku.
Aku
pun terbangun dan terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.30.“Aargh aku
kesiangan!” Teriakku. Aku segera pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu kemudian
shalat shubuh.
Shalat
shubuh pun selesai dan aku langsung mandi. Setelah mandi aku langsung memakai baju
muslim. Dengan secepat kilat aku pergi ke masjid yang bernama masjid Ar-Rahman. Aku kesal karena Ayahku tidak
membangunkanku.
“Aduh
bagaimana sih dasar Ayah tidak membangunkanku, aku jadi kesiangan sekarang.” Keluhku.
Akhirnya aku sampai ketika shalat ied akan dimulai. Aku segera meletakkan sajadahku
dan mulai shalat di shaf yang paling belakang.
Shalat
pun selesai dan aku langsung pulang tidak mendengarkan khutbah dari khotib. Semua
masyarakat langsung pulang dari masjid setelah mendengarkan khutbah dan saling bersilaturahmi
satu sama lain. Kami sekeluarga pun sama saling bersilaturahmi dimulai dari saudara
sampai kemasyarakat yang lainnya. Setelah itu kami pergi berziarah ke makam almarhumah
nenekku.
Setelah
berziarah, kami pulang ke rumah.“Ma, adik laper pengen makan.”Kata adikku sambil
memegang perutnya.
“Iya
sekarang kita pulang lalu kita makan.” Kata Ibuku.
Aku
terlebih dahulu mengambil ketupat, ayam, dan sayur karena aku sudah sangat
lapar. Pada pukul 11.00, kami pergi ke rumah Bibi karena setiap tahun semua keluarga
besar selalu berkumpul disana.
Aku
dan adikku bersilaturahmi dengan semua anggota keluarga dimulai dari Bibi,
Paman, Kerabat dan saudara yang lainnya. “Eh Light sudah besar rupanya.” Kata
Bibi Santi sambil mencubit kedua pipiku.
“Iya
sekarang emang udah besar. Aduh pipi aku sakit lepasinBibi.”Kataku sambil melepaskan
kedua tangan Bibiku.
Aku
pun pergi ke kamar saudaraku. Awalnya aku hanya tidur-tiduran. Namun lama
kelamaan aku mengantuk dan akhirnya tertidur. Aku terbangun sekitar pukul
14.00. Rupanya aku melupakan sesuatu. Aku belum shalat zuhur.
“Oh
tidak aku belum shalat zuhur.” Kataku sambil menepuk dahiku.
Mengetahui
aku belum shalat, aku segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan
segera shalat karena di khawatirkan aku lupa mengerjakannya.
Shalat
pun selesai. Perasaanku menjadi tenang. Aku pun berkumpul dengan anggota keluarga
yang lain. “Kamu darimana saja Light?” Kata Ibuku.
“Beres
tidur, Ma.” Kataku sambil menguap.“ Aduh kakak lapar pengen makan, Ma.” Kataku sambil
memegang perutku.
“Oh
kamu lapar? Bibi buatkan mie mau enggak?” Bibi Essy menawarkan.
“Ya,
aku mau, Bi” Kataku.
“Adik
juga mau, Bi” Katanya.
“Iya
Bibi buatkan dulu ya.”Kata Bibi Essy pergi ke dapur.
Akhirnya
mie rebus buatan Bibi Essy selesai dan tinggal
dimakan. Baunya sangat enak dan rasanya pasti enak juga. Aku makan di sisi Bibi
Santi. Aku mengambil botol sambal ABC. Saking semangatnya, aku tidak sadar menggunakan
sambal terlalu banyak.
“Hey,
jangan terlalu banyak sambalnya!” Bibi Santi melarang.
“Ah,
biarlah biar greget.” Kataku dengan enteng.
Aku
pun mengaduk mienya hingga sausnya tercampur. Baru saja memakan 3 sendok, aku sudah
kepedasan tingkat tinggi. Bahkan sampai mataku berair dan wajahku memerah. Paman
Hamzah dan Paman Asep melihatku dan mentertawakanku.
“Bibi
udah bilang kalau pake sambal jangan kebanyakan.”Bibi Essy menyindirku.
“Udah
sekarang minum air hangat sana!” Suruh Bibi Santi.
Aku
bergegas mengambil air hangat. Ketika aku meminumnya, lidahku terasa semakin panas,
tetapi aku menahannya.
Dan
akhirnya setelah meminum air hangat sebanyak 5 kali, rasa pedas itu sedikit
demi sedikit menghilang. “Alhamdulillah tidak pedas lagi.” Kataku sambil memegang
tenggorokanku.
“Makanya
kalau pake saus jangan kebanyakan.” Kata Ibuku.
“Iya,
Ma. Light gak akan ngulangin lagi.” Kataku.
Aku
pun melanjutkan makan mie lagi.Pada pukul 16.00, aku dan keluargaku pulang ke rumah.
Kejadian itu takakan pernah terlupakan.